Rabu, 21 Desember 2011
Selasa, 20 Desember 2011
apendicitis
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
APENDICITIS
Disusun Oleh:
Anita Dwi Astuti (200921005)
Cahyaning Wulandari (200921009)
Ester Puji Lestari (200921016)
Krisnawati (200921027)
Ningsih (200921035)
Ricky Arianto (200921038)
Siti Hikmah Musyarofah (200921042)
STIKES St.ELISABETH SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Apendicitis adalah salah satu macam penyakit yang sangat perlu untuk dipelajari dan diketahui oleh perawat maupun calon perawat karena pada akhirnya seorang perawat akan berperan dalam proses kesembuhan pasien baik secara fisik maupun psikis.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan appendicitis
2. Untuk mengetahui penyebab, tanda, gejala, perjalanan penyakit, dan asuhan keperawatan apa yang harus dilakaukan pada penyakit appendicitis
3. Untuk menambah wawasan baik untuk calon perawat maupun perawat
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medical Bedah
C. Manfaat
- Agar mahasiswa lebih memahami tentang penyakit appendicitis
- Agar masyarakat tahu bagaimana menjaga kesehatan dan pola makan mereka agar tidak mengalami appendicitis
BAB II
APENDICSITIS
Definisi
ü Apendicitis adalah peradangan apendic yang mengenai semua lapisan dinding organ (silvia A.Price Lorraine M.Wilson,1992)
ü Apendicitis adalah radang umbai cacing (usus buntu): (kamus kedokteran)
ü Apendicitis adalah peradangan pada apendic yang berbentuk cacing, yang berlokasi dekat katup ileosekal (Long, Barbara C,1996 hal 228)
Etiologi
ü Kebiasaan mengkonsumsi makanan kurang serat, biji-bijian (jambu biji, cabe)
ü Fekalit atau feses yang mengeras pada lumen apendic
ü Benda asing, tumor, parasit, virus, obstruksi lumen oleh usus
Tanda dan gejala
Nyeri atau rasa tidak nyaman di sekitar umbilicus dan kuadran kanan bawah
Anoreksia
Mual atau muntah
Suhu tubuh meningkat atau demam
Distensi abdomen
Konstipasi atau diare
Kejang perut
Macam-macam apendiks:
- Apendisitis atipikal
Berhubung dengan posisi, usia atau keadaan lain seperti kehamilan. - Apendisitis retrosekal dan retroileal
Gejala : Radang, sakit tidak hebat, batuk, saat berjalan tidak terasa sakit, nyeri epigastrium, sering buang air kecil akibat iritasi pada ureter, sedikit terasa nyeri pada pinggang sebelah kanan. - Apendisitis pelvik
Gejala : Sakit yang hebat, nyeri epigastrium, sering buang air kecil dan defekasi, disuria dan diare, tidak ada nyeri tekan, nyeri rektal atau vagina. - Apendisitis obstruktif
Gejala : Sakit kejang hebat (kolik) akibat obstruksi uus halus dan terjadi gangren yang akhirnya terjadi oklusi akut pembuluh mesenterial. - Apendisitis bizar
Akibat malnutrisi usus. - Apendisitis para orang tua
Gejala : Keluhan samar-samar, terlambat berobat, demam ringan, stadium lebih lanjut. - Apendisitis kehamilan
Gejala : Sakit tekan di bawah kanan di perut, trimester ke-3.
Patofisiologi
Apendicitis adalah peradangan pada apendic yang terjadi karena adanya faktor: benda asing, virus, parasit dst. Faktor-faktor tersebut bisa menyebabkan obstruksi pada apendic. Akibatnya mucus yang di produksi menjadi terbendung. Semakin lama, semakin banyak dan menekan dinding apendic dan pada akhirnya terjadi inflamasi. Saat inflamasi, tekanan intraluminal meningkat lalu terjadi edema pada apendic yang menyebabkan nyeri hebat pada region kanan bawah. Pada proses inflamasi dan infeksi, leukosit meningkat dan terdapat pus yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan suhu tubuh sehingga terjadi hiperkemi. Bila hal ini terus berlanjut akan berakibat adanya perforasi, rasa nyeri akan menyebar, neus paralitik dan terjadi distensi abdomen.
Pathway
Pemeriksaan diagnostic
o Laju endap darah (LED)
o Pemeriksaan laboratorium untuk leukosit, Hb, darah rutin
o Pemeriksaan radiologi: foto abdomen, ultrasonografi, sonografi dopler
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas klien:
Nama
Tempat tanggal lahir
Usia
Agama
Suku
Status
Pendidikan
Bahasa
Alamat
Diagnosa medic
Identitas penanggung jawab klien
Nama
Alamat
Hubungan dengan klien
Riwayat keperawatan masa lalu
Penyakit yang pernah diderita (misal: konstipasi)
Kebiasaan buruk: mengkonsumsi makanan kurang berserat, biji-bijian (jambu biji, cabe, dsb)
Riwayat keperawatan sekarang
Alasan masuk: panas atau demam, nyeri hebat di perut sebelah kanan
Terapi yang sudah diterima
Keluhan utama: nyeri
Pengkajian pola Gordon
1. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
· Pengetahuan tentang sakitnya dan penyebab dari sakitnya
· Waktu mulai terkena apendicitis dan hal yang dilakukan ketika rasa sakitnya datang jika pernah mengalami apendicitis
2. Pola nutrisi metabolic
· Jumlah atau porsi makan dalam sehari (1/2, 1/3, ¾ atau semuanya)
· Kebiasaan makan makanan kurang berserat, biji-bijian (jambu biji, cabe, dsb)
· Banyak minum dalam sehari
· Adanya keluhan menelan, anoreksia, mual, muntah, mengunyah
3. Pola eliminasi
· BAB (jumlah, frekwensi, karakteristik warna, bau, bentuk dan pemakaian obat pencahar)
· Kebiasaan mengejan saat BAB
· Adanya gangguan konstipasi atupun diare
· BAk (karakteristik warna, bau, frekwensi, pemakaian diuretic)
4. Pola aktivitas dan latihan
· Gangguan saat beraktivitas
· Kebiasaan bekerja keras
5. Pola tidur dan istirahat
· Lama tidur dalam sehari (jam tidur baik malam hari ataupun siang hari)
· Kebiasaan terbangun di malam hari (karena nyeri/demam dsb)
6. Pola kognitif dan persepsi sensori
· Adanya gangguan panca indra
· Keluhan nyeri (PQRST)
7. Pola persepsi dan konsep diri
· Perasaan malu terkait dengan penyakitnya (malu, putus asa, dsb)
8. Peran dan hubungan dengan sesama
· Peran dalam keluarga
· Hubungan klien dengan keluarga
· Adanya pengganti perannya saat sakit
9. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
· Hal yang dilakukan dalam menghadapi stress
· Orang terdekat yang terlibat dan membantu dalam membantu menyelesaikan masalahnya
10. Pola reproduksi dan seksualitas
· Kebiasaan buruk dalam melakukan hubungan seksualitas
· Operasi alat kelamin yang pernah dijalani
11. Pola nilai dan keperayaan
· Agama yang dianut
· Kebiasaan beribadah
Pemeriksaan fisik
KU : Lemah, pucat, keringat dingin, wajah meringis menahan nyeri, perut bengkak
proses pembekuan darah
PROSES PEMBEKUAN DARAH
PEMBEKUAN DARAH
Sel darah pembeku disebut juga trombosit. Trombosit bentuknya tidak beraturan, berukuran kecil ± 3 μ dan tidak memiliki inti. Jumlahnya ± 200.000 – 450.000/mm3 darah. Trombosit dibuat dalam sumsum merah dari megakariosit. Megakariosit merupakan trombosit yang sangat besar dalam sumsum tulang. Trombosit berfungsi dalam proses pembekuan darah jika terjadi luka. Sifatnya rapuh, jika terkena benturan pada bidang yang besar atau berhubungan dengan udara akan pecah dan akan mengeluarkan zat yang disebut trombokinase atau tromboplastin.Apabila terjadi luka dan darah keluar, trombosit akan bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar, akan pecah dan mengeluarkan tromboplastin/trombokinase. Trombokinase bersama-sama ion Ca++ akan mengubah protrombin menjadi trombin. Protombin adalah senyawa globulin yang larut dalam plasma darah. Protrombin dibuat di dalam hati dengan bantuan vitamin K.
Trombin akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin yang akan menghalangi keluarnya sel-sel darah hingga terjadi pembekuan darah dalam waktu ± 5 menit. Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah bagan pembekuan darah berikut ini
Dari uraian tersebut, secara ringkas dapat disimpulkan bahwa untuk proses pembekuan darah diperlukan trombokinase, Ca++, vitamin K, protrombin. Jika salah satu komponen tidak ada, proses pembekuan darah akan terhambat. Hemofilia merupakan penyakit bawaan, yaitu seseorang tidak mampu menghasilkan zat antihemofili, sehingga darahnya sukar membeku jika terjadi luka. Penyakit itu merupakan warisan yang diturunkan dari kedua orang tua.
Sebaliknya pada proses pengambilan darah, agar pembekuan darah dapat dicegah dilakukan hal-hal berikut:
- Memberikan garam natrium sitrat atau natrium oksalat, dengan tujuan mengikat ion Ca++ hingga pembentukan trombin terhambat.
- Mencegah terjadinya luka yang besar, misalnya menggunakan jarum yang tajam.
- Darah yang sudah diambil disimpan di tempat yang dingin, pada suhu 0ºC, hingga enzim pembekuan tidak aktif.
- Memberikan bahan antikoagulasi, seperti hirudin, heparin yang menghalangi reaksi fibrinogen dengan trombin.
meningitis
hxmahhikmah
elisabeth
stikes santa elisabeth semarang
elisabeth
stikes santa elisabeth semarang
/ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSYARAFAN
MENINGITIS ENSEFALITIS
Disusun Oleh
Kelompok 4:
David Ardi Susanto (200921011)
Hardono (200921019)
Kristina Ika Mayasari (200921028)
Ningsih (200921035)
Siti Hikmah Musyarofah (200921042)
Susana Ika Kristiyani (200921045)
STIKES St. ELISABETH SEMARANG
PRODI D-III KEPERAWATAN
2010 / 2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai calon perawat yang professional kita harus banyak mengetahui dan mempelajari tentang ilmu keperawatan salah satunya tentang ilmu yang mempelajar penyakit.Dalam makalah ini penulis membahas tentang penyakit meningitis dan encephalitis, dimana penulis menjabarkan tentang definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi dan pathway serta asuhan keperawatan dari penyakit meningitis dan encephalitis
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas maka tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi dan pathway serta asuhan keperawatan dari penyakit meningitis dan encephalitis.
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah penulis berharap agar makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu tentang definisi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi dan pathway serta asuhan keperawatan dari penyakit meningitis dan encephalitis.
BAB II
MENINGITIS/ ENSEPALITIS
A. Pengertian
Meningitis
adalah infeksi pada leptomeningens yang terjadi pada piamater dan arachnoid, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa yang dapat terjadi secara akut dan kronis. ( Bruner and Sudart, 2001 )
meningitis adalah radang pada meningen (membrane yang mengelilingi otak dan medulla spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri, dan organ jamur.
Ensefalitis
Adalah radang pada otak itu sendiri yang biasanya disebabkan oleh virus herpes simplex atau sitomegalovirus ( Elisabeth J. Corum, BSN, PHD, 2000 )
B. Klasifikasi
Meningitis dibagi menjadi 2 :
1. Meningitis purulen ( pus )
Peradangan yang disebabkan oleh abses ( kumplan nanah ) otak dan ensefalitis.
2. Meningitis serosa ( bakteri )
Peradangan yang disebabkan oleh organisme pada bakteri seperti meningococcus,staphylococcus, Baccilus influenza, Baccilus tubercula, Neiserria meningitides, sreptococus pnemoniae (pada dewasa), haimopilus influenza (pada anak-anak dan remaja).
C. Etilogi
1. Meningitis
Etiologi dari meningitis adalah bakteri separti meningococcus,staphylococcus, Baccilus influenza, Baccilus tubercula. Faktor presdisposisi : ISPA, Otitis media, trauma kepala, anemia
2. Ensefalitis
Etiologi dari ensefalitis adalah bakteri, protozoa, virus, ARBO ( western equire encephalitis, St. Louis encephalitis, Eastern equire encephalitis,Japanese B. Encephalitis, Murvay valley encephalitis ), virus herpes smplex.
D. Tanda dan Gejala
1. Nyeri kepala
2. Demam
3. Kaku kuduk
4. Peningkatan TIK ( tekanan intra cranial )
5. Mual / muntah
6. Kejang
7. Tanda kernig positif
8. Tanda brudzinski
9. Penurunan kesadaran
E. Patofisiologi
Meningitis terjadi karena faktor presdisposisi dan mikro organisme yang masuk kedalam aliran darah ke selaput otak sehingga menyebabkan reaksi peradangan pada selaput otak. Reaksi peradangan tersebut menyebabkan eksudat purulen di CSS sehingga menyebabkan peningkatan TIK ( tekanan intra cranial ) dan edema serebri
Ensefalitis terjadi karena mikroorganisme masuk kedalam aliran darah ke sistem saraf pusat ( otak ) sehingga menyebabkan reaksi peradangan. Reaksi peradangan ini menyebabkan peningkatan TIK ( tekanan inttra Crinial ). Peningkatan TIK menyebabkan gangguan neurology dan penurunan fungsi hipotalamus sehingga terjadi hipermetabolik.
F. Pathway
Meningitis
Faktor Predisposisi Virus, Bakteri
Masuk ke aliran darah
Meningen
Meningitis
Pembentukan eksudat Nyeri
Di CSS demam tanda-tanda radang
PeningkatanTIK
Edema Cerebri
Mual, muntah
Nutrisi
Ensefalitis
Virus, bakteri
Masuk ke aliran darah
Langganan:
Postingan (Atom)